Egois Itu Perlu "Dikit"


    
Menganggap diri sendiri adalah hal lebih penting dibanding orang lain merupakan makanan sehari-hari tanpa kita sadari. Memang saya tahu bahwa egois merupakan tindakan tidak baik untuk dipelihara. Karena egois juga kita bisa kehilangan kerabat. Ingin selalu dimengeri tanpa mendengarkan. Mudah menilai orang lain lebih buruk sebelum berkaca pada diri sendiri. Memang sesuatu yang berlebihan sudah dipastikan tidak ada untungnya dan akan mengganggu hidup kita.

    Tapi, apa boleh aku egois sedikit saja? Aku lelah untuk mengerti, aku lelah berpura-pura untuk menyenangkan orang lain, bahkan aku lelah kehilangan prinsip hidupku karena hanya takut terhadap orang lain. Seakan-akan dunia tidak berpihak padaku. Bahwa aku ingin jadi egois sedikit saja, bolehkah?



    Oke guys.. sedikit kata-kata dari aku barusan bahwa dikutip dari artikel Universitas Ciputra, egois merupakan sifat manusia yang merasa bahwa diri sendiri adalah yang paling penting dan utama. Jadi sebenarnya egois itu wajar apa tidak? Banyak artikel yang saya baca bahwa egois itu tidak diwajarkan untuk kita yang sudah beranjak dewasa. Berbeda lain halnya seperti anak-anak. Mereka sangat diwajarkan untuk memiliki sifat egois. Mengapa giliran orang dewasa tidak boleh? Nah, sebenarnya bukan tidak boleh justru orang dewasa selalu menunjukan egois itu dengan cara yang sangat berlebihan sehingga dapat mengganggu lingkungan sekitar, aktivitas bahkan mental diri sendiri. Untuk itu aku disini juga punya bahkan bisa dibilang masih egois, aku butuh orang lain untuk tetap ingetin aku kalo aku udah egois yang kebangetan, Ok, masih belum menjawab. Jadi egois itu ga boleh sama sekali ya?


Sebelum ke tahap itu aku mau share ciri-ciri orang egois:
Egois menurut aku lebih kepada:
- Tidak menghargai keputusan 
- Memaksa atau merendahkan
- Mau menang sendiri
- Banyak berbicara tetapi sedikit intropeksi diri
- Mudah menilai orang lain lebih buruk
- Menganggap remeh prinsip orang lain
- Cenderung memikirkan segala sesuatu sendirian
- Menganggap bisa tanpa kerjasama
- Terlalu berfokus pada dirinya sendiri sehingga berujung mengasihani diri

Bukan begitu, Menurut salah satu psikolog yang aku baca yaitu Stefani Virlia egois itu perlu kok tapi sedikit saja ya. Terutama untuk hal pribadi yang sifatnya prinsipil karena dengan begitu kita menjadi lebih yakin dan percaya diri dengan keputusan yang diambil serta melakukan sesuatu sesuai dengan hati nurani dan prinsip pribadi. Disini aku dapat simpulkan bahwa egois itu ga melulu soal keegoisan itu sendiri. Kita punya prinsip hidup yang berbeda-beda. Aku tidak bisa menyamakan prinsip hidup harus sama seperti yang orang lain jalankan. Bahkan aku tidak dapat melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan hati nurani. Jangan karena orang lain kita jadi hilang arah bahkan sampai tidak punya keyakinan terhadap diri sendiri. Balik lagi hanya demi menyenangkan atau memuaskan orang lain. Padahal kita hidup tidak bergantung pada orang tersebut.



Takaran egois umumnya juga bermacam-macam, yang mampu menilai adalah diri sendiri dan orang-orang terdekat kita. Kamu egois? Atau kamu berpegang pada prinsip? Hanya kamu yang bisa menilai. Selama prinsip itu tidak membawa keburukan seharusnya sah-sah saja apalagi tidak mengganggu orang lain. Ingat, porsinya sedikit saja.



Oke mungkin ini adalah egois yang tidak boleh kita tiru, jika memang diantara beberapa yang aku sebutkan tadi kalian sangat merasa ada di diri kalian, yuk sama-sama belajar. Bahwa menghargai, berteman dan saling mendukung merupakan sesuatu yang jauhhh lebih indah untuk dijalankan.



 Hi, buat kalian yang mau sharing secara pribadi atau ada masukan, boleh banget kontak aku ya. 

Contact:

Instagram : @jurnaltentangaku / @valieeeee
Twitter : @jurnaltentanga1

Silahkan DM aja ya! Thank you buat semua yang udah luangin waktunya. Semoga bermanfaat :)

Komentar

Postingan Populer