Ghibah, Why Not?

    

    Siapa yang disini tidak mengenal kata ghibah? Olahraga mulut satu ini selain bikin haus juga buat berkeringat tanpa sadar loh :)) Sering kali jika kita ada di lingkup suatu pertemanan tak jauh berujung ngomongin orang lain. Bener tidak sih? Beruntung yang diomongin hal baik tapi kalau sebaliknya? Biasanya kalo ngomongin yang baik bakal pendek tuh ceritanya, beda sama soal keburukan orang lain #ups

    Disini aku pun tidak mau membenarkan diri, karena pada kenyataannya ghibah atau bergosip merupakan hal lumrah yang sudah dilakukan dari anak-anak sampai orang dewasa. Dikutip dari psikolog sosial, Laurent Begue bahwa sekitar 60 persen percakapan antara orang dewasa adalah tentang seseorang yang tidak ada di situ.". Selain itu menurut Antropolog Robin Dunbar menyatakan gosip adalah faktor yang menentukan dalam perkembangan otak manusia. Bahasa muncul karena kebutuhan untuk menyebarkan gosip; bukan sebaliknya.

    Jadi disini kita dapat melihat seberapa pengaruhnya ghibah itu di hidup kita. Akan saya bahas dari posisi pertama yaitu Tukang Ghibah. Orang yang biasanya suka memulai percakapan terlebih dahulu tentang orang lain tak lain, karena:

1. Rasa penasaran yang cukup tinggi
    Tidak semua orang membicarakan selalu langsung ke hal yang buruk, banyak orang yang hanya sekedar penasaran. Nah, dari rasa penasaran itulah timbul niat untuk menjelekan orang lain

2. Rasa kecewa
    Seseorang yang membicarakan sosok yang itu-itu aja adalah pihak yang disakiti. Mereka tidak dapat membicarakan pokok permasalahannya secara langsung ke orang yang bersangkutan sehingga meluapkan ke orang lain. 

3. Tidak ada bahan pembicaraan
    Sering kali dengan tidak adanya bahan untuk diomongin, pasti ada salah satu atau dua di lingkungan pertemanan kita yang mulai membuka pembicaraan. Bahasan yang monoton di lingkungan pertemanan membuat tak lain membicarakan orang lain.

4. Sirik oy!
    Nah, untuk yang satu ini beda cerita. Si peng-ghibah biasanya sudah memiliki perasaan iri hati terhadap orang yang dibicarakannya. Kadang kala itu sekasat mata tidak terlihat, tanpa sadar itu merupakan salah satu bentuk pembenaran diri si peng-ghibah untuk merendakan orang tersebut bahwa si peng-ghibah hidupnya lebih keren, lebih benar dan lebih semua pokoknya! Sebagaimana yang ditulis di kompasiana bahwa dari mata turun ke hati. Dan darimana datangnya kata-kata? Dari hati naik ke lidah!


    Buat temen-temen yang di ghibahin. Ternyata kamu itu,

1. Kamu emang penting
    Yaiyalaaa... kalau tidak penting ngapain dia sibuk ngomongin kamu?

2. Kamu bikin dia tertarik
    Ternyata ada yang bikin mereka tertarik tuh sama kamu sampai-sampai mereka mau luangin waktunya untuk ngomongin kamu.

3. Melakukan kesalahan
    Selain kamu penting dan menarik, kamu juga bukan manusia sempurna. Ada kalanya kita harus introspeksi diri memang ada yang salah di diri kita. Coba cek lagi kita pernah melakukan kesalahan atau tidak. Pernah menyinggung atau tidak. Jika memang itu disadari alangkah lebih baiknya melakukan tatap muka kepada orang tersebut dan selesaikan kesalahpahaman yang ada. Saat ini jaman-nya sudah social media, mudah sekali untuk bisa berkomunikasi. Biasanya si peng-ghibah juga harus menceritakan hal yang buruk ke orang lain untuk melakukan diskusi bagaimana caranya menasehati atau dalam hal lain memperlakukan kamu dengan cara yang tidak salah.


    Pada intinya, balik lagi aku tidak mendukung proses ghibah meng-ghibah karena sebaik apapun aku mengemas kalimatnya tetap saja itu bukan sesuatu yang baik. Segala yang ada di dunia ini bisa saja dijadikan pembicaraan, tergantung ya seberapa itu sangat berpengaruh di hidup kita. Kita memang tidak bisa mengubah seseorang, yang bisa kita ubah adalah diri kita sendiri dan bagaimana kita meresponinya. Kadang menjadi cuek itu menyenangkan kok! Kamu ga selalu harus pusing sama komentar orang. Tapi gimana solusinya ya kalo buat yang gampang kepikiran? Ada di blog aku tentang insecure jawabannya! Dibaca ya :) 


    Yang paling tidak enak, kita dituduh sebagai peng-ghibah nyatanya kita ga pernah bahas sedikitpun tentang orang tersebut. Sedih ya :( Sabar aja ada waktunya kok yang nuduh itu dibuktikan melalui tindakannya sendiri. Tidak perlu bising sana sini, tidak bakal lama orang lain yang akan nilai terlebih dahulu. Prinsipnya gitu saja tidak perlu dibawa pusing ya guys! masih banyak hal yang patut dipusing-kan selain mikirin omongan orang yang jatuhin kita dibelakang.


    Kalau hal tersebut tidak menggangu hidup kamu dan nyatanya kamu masih bisa lancar aja menjalani aktivitas ya itu keren, bukan? Itu sudah merupakan suatu bentuk tanggung jawab atas keputusan yang kalian ambil loh! Kalian memutuskan untuk tidak merasa pusing dan tetap enjoy eittss... sebelum itu jangan lupa ya mampir ke blog aku yang sebelumnya tentang bertanggung jawab, biar lebih poollll!

    Prinsip karma tidak ada kadarluarsa-nya. Yakini bahwa roda selalu berputar, mulut orang juga bisa berubah sesuai mood dan keadaan. Tapi diri kita cuma bisa kita yang tahu dan kontrol. Semangat terus buat kita yang mau sama-sama belajar :)


    Hi, buat kalian yang mau sharing secara pribadi atau ada masukan, boleh banget kontak aku ya. 

Contact:

Instagram : @jurnaltentangaku / @valieeeee
Twitter : @jurnaltentanga1

Silahkan DM aja ya! Thank you buat semua yang udah luangin waktunya. Semoga bermanfaat :)

Komentar

Postingan Populer